Monday, March 6, 2017

Jangan-Jangan Ada Dua Habib Rizieq Di Negeri Ini ? Mengapa Ia Selalu Mengelak Orang Dalam Video Bukan Dirinya ?

Jangan-Jangan Ada Dua Habib Rizieq Di Negeri Ini ? Mengapa Ia Selalu Mengelak Orang Dalam Video Bukan Dirinya ?

Baca Juga

Untuk kedua kalinya, Habib Rizieq mengelak jika video yang berisi ceramah tentang pecahan mata uang baru berlogo palu arit adalah dirinya. Ini kali kedua, di video sebelumnya tentang pelecehan Pancasila dan Proklamator Soekarno juga dibantah bahwa dirinya yang melakukan ceramah. Dengan demikian, Habib Rizieq menyangkal dirinya berada dalam dua video tersebut, bukankah aneh terdengarnya ?

Dua video tersebut sudah viral di media sosial. Setiap orang dapat melihatnya di youtube.com, sehingga pengakuan Sang Habib bahwa bukan dirinya yang berada dalam kedua video tersebut terbilang ganjil. Seolah-olah ada dua orang Habib Rizieq di negeri ini, atau paling tidak yang mirip dengannya. Namun, tentu kita tetap menghargai pengakuan Sang Habib. Dalam hukum ada jargon “presumption of innocence” alias azas praduga tak bersalah, seseorang tidak bisa dikatakan bersalah jika belum ada pembuktian di pengadilan. Apalagi kasus ini sedang berproses di ranah hukum, mari ikuti kasus ini dengan seksama.

Tetapi tidak ada salahnya kita beropini. Penulis jadi teringat film seri “mission imposible” semasa kecil. Dalam film yang bergenre spionase tersebut ada hal yang menarik. Di sana dipertontonkan bagaimana menjatuhkan lawan politik atau menjerumuskan lawan politik kepada kesalahan yang sebenarnya tidak pernah ia lakukan. Untuk melakukan hal itu, biasanya agen Mission Imposible “menyamar” menjadi tokoh yang dimaksud. Tentu saja tidak sembarang samaran. Ia memergunakan teknologi canggih, sehingga dapat mencetak wajah yang mirip dengan tokoh atau lawan yang hendak dijatuhkan.

Bahkan tidak hanya itu, gerak gerik, suara juga ditirukan sedemikian rupa, sehingga kawan terdekatnya pun tertipu oleh tampilan tersebut. Setelah wajah, suara dan tingkah laku dibuat mirip, langkah selanjutnya adalah melakukan tindakan sesuai pesanan agen Mission Impossible, dan biasanya tindakan tersebut justru menjerumuskan si tokoh atau lawan politik itu. Lawan politik yang asli tidak menyadari bahwa dirinya sedang di “copy” oleh team Mission Impossible. Dan jika sudah menyadari pun semuanya sudah menjadi bubur alias terlambat.

Tapi itu hanya cuplikan dalam film, dalam realitasnya apakah hal itu bisa dilakukan ? Mungkin saja bisa, tapi penulis bukan ahli spionase, sehingga tak layak untuk menjawabnya. Lalu, bagaimana kita menyikapi kasus Habib Rizieq ini ? Tentu kita harus memercayakan pada kerja aparat. Aparat bisa memanggil saksi-saksi yang hadir dalam dua event atau peristiwa tersebut. Mereka bisa ditanyai, benarkah Sang Habib memberikan ceramah pada kedua saat itu ?

Jika itu saja tidak cukup, aparat tentu bisa menghadirkan ahli IT atau ahli telematika. Video tersebut bisa di cek keasliannya. Apakah di dalamnya ada pengeditan dan lain sebagainya. Dan jika itu masih dirasa belum cukup, ya sudah panggil saja kembali Habib Rizieq. Di tanya baik-baik, apakah yang ada di video tersebut adalah saudara atau bukan ? Tapi jika masih mengelak, bukankah alat semacam “lie detector” bisa dipergunakan ? Pastinya ada banyak cara untuk menginvestigasi kasus ini.

Intinya, kasus ini tidak boleh dianggap kecil. Isu komunisme, PKI sudah sedemikian meresahkan masyarakat. Isu-isu lama ini biasanya kerap dimunculkan rezim Orde Baru untuk memberangus lawan politik yang berniat beroposisi. Isu ini digunakan Orde Baru hingga akhir kepemimpinan Soeharto. Kita ingat dahulu, ketika mahasiswa turun ke jalan melakukan protes dan demonstrasi kepemimpinan Soeharto, maka isu-isu semacam “disusupi PKI” sudah biasa dilakukan. Masyarakat dibuat takut dengan isu kebangkitan PKI yang sering mereka juluki “bahaya laten PKI.”

Hampir dua dasawarsa rezim Orde Baru runtuh, rupa-rupanya isu ini masih laku dijual untuk menghantui masyarakat. Namun, dalam kasus ini, pemerintahan Jokowi dan jajarannya justru sering mendapatkan fitnah dan tuduhan berupaya membangkitkan komunisme. Ya, salah satunya melalui isu pecahan mata uang baru yang diterbitkan Bank Indonesia yang disinyalir ada logo PKI-nya.

Related Posts

Jangan-Jangan Ada Dua Habib Rizieq Di Negeri Ini ? Mengapa Ia Selalu Mengelak Orang Dalam Video Bukan Dirinya ?
4/ 5
Oleh