Tuesday, August 1, 2017

Teater Koma Membahas Rumah Jompo Dalam Lakon ‘Warisan’

Teater Koma Membahas Rumah Jompo Dalam Lakon ‘Warisan’

Baca Juga

Vandagnews.com, Teater Koma cukup produktif memperingati hari jadinya yang ke-40. Kali ini mereka akan mempersembahkan drama berjudul Warisan. Pentas itu disebut berbeda dari yang terdahulu.

Aksi para pemain Teater Koma dalam konferensi pers di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, West Mall Grand Indonesia, Jakarta Pusat
Aksi para pemain Teater Koma dalam konferensi pers di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, West Mall Grand Indonesia, Jakarta Pusat

Nano Riantiarno sebagai sutradara sekaligus penulis cerita mengatakan bahwa Warisan tidak akan mempersembahkan ilustrasi musik maupun tarian khas Teater Koma yang biasanya ada di setiap pentas.
skrip sandiwara yang akan digelar di Gedung Kesenian Jakarta, 10-20 Agustus mendatang itu pun orisinal dan baru. Kata Nano, konsep baru ditulisnya 2017 dan cocok dimainkan sekarang.
Pementasan ini pun berlainan dengan Penyuguhan Opera Ikan Asin di bulan Maret lalu. Warisan tak ada ilustrasi musik dan tak ada tarian yang biasa ditampilkan oleh kami,” ujarnya.
Dia menambahkan, nantinya sebagian besar aktor akan dirias selayaknya orang berusia 70 tahun. Nano juga berjanji Warisan akan memberikan kejutan dalam cara pergeseran set.
“Kami harap, apa yang kami persiapkan dalam lakon ini dapat menjadi tontonan yang menghibur dan pesan yang ingin kami sampaikan dapat diterima dengan baik oleh penonton,” kata sosok yang juga pendiri Teater Koma itu.

Teater Koma menampilkan pentas Warisan sebagai produksi ke-149.

Disampaikan Nano, pertunjukan ini akan menceritakan tentang sebuah panti wreda yang dulu menjadi kebanggaan kota. Kaum tua dan terlantar ditampung di panti tersebut, banyak orang yang menyumbang sukarela. Tapi delapan tahun kemudian, panti wreda itu berubah.
Mereka mulai menampung orang-orang kaya yang mampu membayar mahal. Panti pun terbagi dua: untuk orang kaya dan untuk orang miskin. Sebuah tembok tinggi memisahkan kedua tempat itu, tanpa ada pintu yang menghubungkan.
Di tempat orang kaya, ada penulis terkenal yang mencari ilham, ada persahabatan, percintaan, bahan diskusi politik yang membahas: apakah warisan negeri hanya korupsi dan utang.
Di sisi lain tembok, orang miskin sangat tidak terawat. Ada yang pindah ke panti wreda lain. Hanya beberapa yang masih tetap tinggal di sana karena tak mampu pindah. Mereka hanya bisa pasrah.
“Biaya semakin tinggi, area untuk orang miskin semakin sempit. Semua harus membayar, tentu saja membayar dengan harga yang sangat mahal. Masih adakah tempat bagi mereka yang tak mampu membayar?”
Panti wreda itu seakan simbol bagi negara ini sendiri. Orang miskin semakin terpinggirkan dan tak terurus. Hanya orang-orang yang berduit yang bisa hidup layak.
Produksi ke-149 Teater Koma, Warisan akan dipentaskan di Gedung Kesenian Jakarta setiap hari, 10 sampai dengan 20 Agustus 2017, pukul 19.30 WIB kecuali Minggu dan libur nasional, yang pentas pukul 13.30 WIB. Tiketnya dijual mulai Rp80 ribu sampai Rp400 ribu rupiah.

Aksi para pemain Teater Koma dalam konferensi pers di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, West Mall Grand Indonesia, Jakarta Pusat
Aksi para pemain Teater Koma dalam konferensi pers di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, West Mall Grand Indonesia, Jakarta Pusat


Preview Warisan, produksi ke-149 Teater Koma.
Preview Warisan, produksi ke-149 Teater Koma.

Related Posts

Teater Koma Membahas Rumah Jompo Dalam Lakon ‘Warisan’
4/ 5
Oleh